BAHAN PRESENTASI MATA KULIAH SISTEM DIGITAL 2023


Disusun Oleh:
Aine Metasawa Zendrato NIM. 2110951042
Rhakasafiq Qasthalani Renindra NIM. 2110951044

Dosen Pengampu:
Dr. Darwison, S. T., M. T.

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023

Referensi
Anik K. Maini, 2007, "Digital Electronics: Principles, Devices and Applications", John Wiley&Sons, Ltd
Wijaya W. N., 2006, "Teknik Digital", Erlangga, Jakarta
Roger, L. T., 2005, "Elektronika Digital", Erlangga, Jakarta
Darwison, 2020, Teori, rancangan dan aplikasi sistem digital disertai simulasi dengan Proteus, Andalas University Press

TOPIK TUGAS BESAR: SISTEM OTOMATISASI PADA MESIN PANEN PADI
Sebelum 17 April 2023


DAFTAR ISI
Daftar Isi
A. Tujuan
B. Komponen/Alat dan Bahan
C. Dasar Teori
D. Percobaan
E. Unduh Data Blog


A. Tujuan
[Daftar Isi]
Tujuan diadakannya pemaparan bahan presentasi melalui blog yakni sebagai berikut:
- Menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Digital yang diberikan oleh Bapak Dr. Darwison, S. T., M. T. selaku dosen pengampu
- Mendesain dan mensimulasikan rangkaian dengan perangkat lunak Proteus

B. Komponen/Alat dan Bahan [Daftar Isi]
Untuk mendesain rangkaian ini, maka dibutuhkan perangkat lunak simulasi dan beberapa komponen penyusun, di antaranya:
Proteus Design Suite

A. Alat
- Power Supply

Ground

- Voltmeter

- Baterai

B. Bahan
- Logic State dan Logic Probe
Logic probe adalah alat berbentuk jarum dengan ujung yang dapat disentuhkan ke titik-titik dalam rangkaian untuk memeriksa keadaan logika dari sinyal dalam suatu sirkuit elektronika digital. Ketika logic probe menyentuh suatu titik, maka akan diberikan indikasi visual (dapat berupa LED beda warna atau suara) untuk menunjukan keadaan logika pada titik tersebut. Dikarenakan logic probe mengukur tegangan maka biasanya logic probe perlu menggunakan tegangan luar seperti baterai.

- Switch

- Button

- Buzzer

- Speaker

- Gerbang Logika (NOT, OR, AND, XOR)



- Motor DC

- Potensiometer

- LED

- Kapasitor Terpolarisasi (Polarized Capacitor)

- D Flip Flop 4013

- Operational Amplifier 1458 dan LM258

- Resistor ERA-3YEB102V

- Relay NTE-R22-5

- Transistor BC547

- Dioda 10A01

- Encoder IC 74LS147

- Decoder IC 7447

- Multiplexer dan Demultiplexer IC 4052

- 4-Bit Full Adder 7483

- MOSFET IRF540

- Seven Segment Common

- Sensor Infra Merah (Infra Red Obstacle Sensor)
Sensor Infra Merah adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur keberadaan atau jarak suatu objek dengan menggunakan sinar inframerah. Sensor ini sering digunakan dalam aplikasi deteksi hambatan atau pengukuran jarak non-kontak.

- Sensor Kelembaban (Humidity Sensor) HIH-503
Sensor Kelembaban HIH-503 adalah sensor yang digunakan untuk mengukur kelembaban relatif di udara. Sensor ini mengubah kelembaban menjadi sinyal listrik yang dapat diinterpretasikan sebagai persentase kelembaban.

- Sensor Sentuh (Touch Sensor)
Sensor Sentuh adalah perangkat yang mengubah input sentuhan fisik menjadi sinyal listrik yang dapat diterima oleh mikrokontroler atau rangkaian elektronik lainnya. Sensor ini dapat mendeteksi sentuhan atau tekanan pada permukaannya.

- Sensor Bunyi (Sound Sensor) SW-420
Sensor Bunyi SW-420 adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan atau intensitas suara di sekitarnya. Sensor ini menghasilkan sinyal keluaran saat intensitas suara melebihi ambang batas yang telah ditentukan.

- Sensor Getaran (Vibration Sensor)
Sensor Getaran adalah perangkat yang mendeteksi atau mengukur getaran atau perubahan posisi mekanis. Sensor ini mengubah getaran menjadi sinyal listrik yang dapat dianalisis atau digunakan dalam rangkaian elektronik.

- Sensor Hujan (Rain Sensor)
Sensor Hujan adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan atau intensitas hujan. Sensor ini mengubah kelembaban atau ketersediaan air menjadi sinyal listrik yang dapat diinterpretasikan sebagai keberadaan hujan.

- Sensor LDR (LDR Sensor)
Sensor Light-Dependent Resistor (LDR) adalah sensor yang mengubah intensitas cahaya menjadi resistansi listrik. Sensor ini memiliki resistansi yang berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mempengaruhinya.

- Sensor Lengkung (Flex Sensor)
Sensor Lengkung adalah perangkat yang mengukur atau mendeteksi perubahan posisi atau sudut melengkung pada permukaannya. Sensor ini mengubah perubahan fisik menjadi sinyal listrik yang dapat diinterpretasikan sebagai sudut lengkung.

- Sensor Magnet (Magnetic Reed Sensor)
Sensor Magnet (Magnetic Reed Sensor) adalah sensor yang mendeteksi keberadaan medan magnet. Sensor ini menggunakan sakelar magnetik yang terbuka atau tertutup ketika medan magnet yang cukup kuat diterapkan pada sensor.

C. Dasar Teori [Daftar Isi]
- Prinsip Mesin Perontok Padi:
Mesin perontok padi adalah bagian penting dari sistem semi-otomatis ini. Prinsip dasar mesin perontok padi adalah untuk memisahkan butiran-butiran padi dari tangkai atau malai dengan bantuan gaya mekanis. Mesin perontok padi menggunakan elemen-elemen seperti drum perontok, bilah perontok, dan sistem penggerak untuk menciptakan gerakan yang akan menghasilkan gaya perontokan yang diperlukan untuk memisahkan butiran-butiran padi dari tangkainya.

- Prinsip Mesin Pengering Padi:
Mesin pengering padi adalah komponen lain dari sistem ini. Prinsip dasar mesin pengering padi adalah untuk menghilangkan kelembaban dari butiran-butiran padi yang baru saja dipanen. Kelembaban harus dikurangi agar padi dapat disimpan dengan aman tanpa risiko pembusukan atau pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan. Mesin pengering padi menggunakan proses pengeringan dengan memanfaatkan sirkulasi udara panas untuk menghilangkan kelembaban secara efisien.

- Sistem Semi-Otomatis:
Sistem semi-otomatis menggabungkan mesin perontok dan pengering padi untuk memberikan pengolahan padi yang lebih efisien dan efektif. Sistem ini beroperasi dengan cara sebagai berikut: setelah padi dipanen, tangkai padi dimasukkan ke dalam mesin perontok. Mesin perontok akan menggunakan gaya mekanis untuk memisahkan butiran padi dari tangkai. Setelah proses perontokan selesai, butiran-butiran padi yang terpisah dari tangkai akan dipindahkan ke mesin pengering padi. Di mesin pengering padi, butiran-butiran padi akan ditempatkan dalam ruang yang dilengkapi dengan sirkulasi udara panas. Udara panas ini akan membantu menghilangkan kelembaban dari butiran-butiran padi, secara bertahap menjadikannya siap untuk penyimpanan atau penggilingan lebih lanjut. Sistem semi-otomatis memberikan keuntungan dalam hal efisiensi dan waktu. Proses pemisahan butiran padi dari tangkai dan pengeringan dapat dilakukan secara berurutan, dengan sedikit intervensi manusia. Hal ini memungkinkan pengolahan padi yang lebih cepat dan lebih efisien, mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia secara manual dan meminimalkan risiko kerusakan atau hilangnya butiran padi.

- Gerbang OR
Gerbang OR (OR gate) adalah salah satu dari beberapa gerbang logika dasar yang paling umum digunakan dalam rangkaian digital. Gerbang ini menerima dua input dan menghasilkan output yang logikanya merupakan hasil dari operasi OR (atau). Jika setidaknya satu input memiliki nilai logika "1" (tinggi), maka output akan menjadi "1". Jika kedua input bernilai "0" (rendah), maka output juga akan menjadi "0". Simbol gerbang OR biasanya ditunjukkan dengan tanda "+". Dalam bentuk persamaan logika, gerbang OR dapat diwakili sebagai berikut: Output = A OR B

Input A            Input B            Output
0                      0                      0
0                      1                      1
1                      0                      1
1                      1                      1

- Encoder-Decoder
Encoder-decoder merupakan salah satu konsep yang digunakan dalam sistem digital untuk mengonversi data dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada kasus seven-segment, encoder-decoder sering digunakan untuk mengonversi data angka biner menjadi representasi seven-segment yang biasa kita lihat pada layar digital, misalnya di jam digital atau alat pengukur lainnya.
a. Encoder: Encoder adalah komponen yang bertugas mengambil input data dari satu bentuk dan mengonversinya menjadi bentuk lain. Pada kasus seven-segment, input yang diambil biasanya berupa data angka dalam bentuk biner (1 dan 0). Encoder akan membaca pola data biner ini dan mengonversinya menjadi representasi seven-segment yang sesuai untuk angka tersebut.
b. Seven-Segment Display: Seven-segment display adalah tampilan yang terdiri dari tujuh segmen yang dapat dihidupkan atau dimatikan untuk mewakili angka 0 hingga 9. Setiap segmen mewakili satu bagian dari angka yang dapat menyala. Ketika keseluruhan segment yang diperlukan untuk membentuk angka tertentu dihidupkan dengan benar, angka tersebut akan terlihat pada layar.
c. Decoder: Decoder adalah komponen yang bertugas mengambil input dari bentuk yang sudah dikodekan (encoded) dan mengubahnya menjadi bentuk asalnya. Pada kasus seven-segment, decoder akan menerima data yang dikodekan sebelumnya (misalnya dalam bentuk biner) dan mengubahnya menjadi sinyal yang mengaktifkan segmen-segmen tertentu pada seven-segment display. Hal ini menyebabkan angka yang sesuai dengan data yang diterima akan terlihat pada layar.
d. Fungsi Logika: Di balik encoder-decoder, terdapat fungsi logika yang mengatur bagaimana input dikodekan dan di-decode kembali. Fungsi logika ini memetakan setiap kombinasi input ke output yang sesuai.
Contoh sederhana encoder-decoder untuk seven-segment adalah dengan menggunakan 4 bit untuk merepresentasikan setiap angka. Misalnya, data input berupa angka biner "0010" akan di-encode menjadi representasi seven-segment untuk angka "2". Decoder kemudian akan mengambil representasi seven-segment tersebut dan menghasilkan keluaran angka biner "0010" kembali.

Angka (Desimal)        ABCDEFG (Seven Segment)
0                                  1111110
1                                  0110000
2                                  1101101
3                                  1111001
4                                  0110011
5                                  1011011
6                                  1011111
7                                  1110000
8                                  1111111
9                                  1111011

- Multiplexer-Demultiplexer
Multiplexer dan demultiplexer adalah dua jenis rangkaian digital yang berfungsi untuk menggabungkan dan memisahkan data dari beberapa sumber ke satu jalur komunikasi atau kebalikannya.
Multiplexer, sering disingkat sebagai "MUX," adalah rangkaian yang berfungsi untuk menggabungkan beberapa sinyal masukan ke satu saluran keluaran. Pada dasarnya, multiplexer memiliki beberapa input (data) dan beberapa sinyal kendali untuk memilih input mana yang akan ditransmisikan ke output. Jumlah input yang dapat ditangani oleh multiplexer ditentukan oleh jumlah jalur seleksi (control lines) yang dimilikinya.
Demultiplexer, sering disingkat sebagai "DEMUX," berfungsi kebalikan dari multiplexer. Demux mengambil satu saluran masukan dan membaginya menjadi beberapa jalur keluaran berdasarkan sinyal kendali (jalur seleksi). Jumlah output yang dapat ditangani oleh demultiplexer ditentukan oleh jumlah jalur seleksi yang dimilikinya.


  • RESISTOR 

Simbol Resistor

Dimana V adalah tegangan,  I adalah kuat arus, dan R adalah Hambatan.
Di dalam resistor, terdapat ketentuan untuk membaca nilai resistor yang diwakili dengan kode warna dengan ketentuan di bawah ini :

        Resistor merupakan komponen elektronika dasar yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian.Sesuai dengan namanya, resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Resistor memiliki simbol seperti gambar dibawah ini :

      Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :




Sebagian besar resistor yang kita lihat memiliki empat pita berwarna . Oleh karena itu ada cara membacanya seperti ketentuan dibawah ini :
1. Dua pita pertama dan kedua menentukan nilai dari resistansi
2. Pita ketiga menentukan faktor pengali, yang akan memberikan nilai resistansi.
3. Dan terakhir, pita keempat menentukan nilai toleransi.

Rumus Resistor:

Seri : Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn

Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n

Paralel: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn

Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n

  • Dioda

    Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi menyearahkan arus. Komponen ini terdiri dari penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing diberi doping (penambahan material) yang berbeda, dan tambahan material konduktor untuk mengalirkan listrik.Dioda memiliki simbol sebagai berikut :
Gambar Simbol Dioda

Cara Kerja Dioda

Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif (reverse biased).

A. Kondisi tanpa tegangan

        Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu bergeraknya muatan elektro dari sisi n ke sisi p. Elektron-elektron tersebut akan menempati suatu tempat di sisi p yang disebut dengan holes. Pergerakan elektron-elektron tersebut akan meninggalkan ion positif di sisi n, dan holes yang terisi dengan elektron akan menimbulkan ion negatif di sisi p. Ion-ion tidak bergerak ini akan membentuk medan listrik statis yang menjadi penghalang pergerakan elektron pada dioda.

cara kerja dioda

B. Kondisi tegangan positif (Forward-bias)

    Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif. Hilangnya penghalang-penghalang tersebut akan memungkinkan pergerakan elektron di dalam dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir seperti pada rangkaian tertutup.

dioda tanpa tegangan

C. Kondisi tegangan negatif (Reverse-bias)

        Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Pemberian tegangan negatif akan membuat ion-ion negatif tertarik ke sisi katoda (n-type) yang diberi tegangan positif, dan ion-ion positif tertarik ke sisi anoda (p-type) yang diberi tegangan negatif. Pergerakan ion-ion tersebut searah dengan medan listrik statis yang menghalangi pergerakan elektron, sehingga penghalang tersebut akan semakin tebal oleh ion-ion. Akibatnya, listrik tidak dapat mengalir melalui dioda dan rangkaian diibaratkan menjadi rangkaian terbuka.

kondisi tegangan negatif

3. Rumus

rumus

  • Transistor NPN

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Kapasitor NPN memiliki simbol seperti gambar di bawah ini:
Simbol Transistor NPN BC547


Terdapat rumus rumus dalam mencari transistor seperti rumus di bawah ini:

Rumus dari Transitor adalah :

hFE = iC/iB

dimana, iC = perubahan arus kolektor 

iB = perubahan arus basis 

hFE = arus yang dicapai


Rumus dari Transitor adalah :

Karakteristik Input

Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.

Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.

 Karakteristik Output

Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.

Gelombang I/O Transistor


  • OP-AMP

Simbol 
 
Berfungsi sebagai penguat atau pembanding tegangan input dengan output.

 

 

Karakteristik IC OpAmp

  • Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
  • Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
  • Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
  • Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
  • Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
  • Karakteristik tidak berubah dengan suhu
                                                                           

Karakteristik IC OpAmp

  • Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
  • Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
  • Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
  • Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
  • Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
  • Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Inverting Amplifier


 Rumus:

NonInverting

 Rumus:

Komparator

Rumus:

Adder

Rumus:

Bentuk Gelombang

  • Gerbang NOT (IC 7404)

 


Gerbang NOT atau disebut juga "NOT GATE" atau Inverter (Gerbang Pembalik) adalah jenis gerbang logika yang hanya memiliki satu input (Masukan) dan satu output (keluaran). Dikatakan Inverter (gerbang pembalik) karena gerbang ini akan menghasilkan nilai ouput yang berlawanan dengan nilai inputnya . Untuk lebih jelasnya perhatikan simbol dan tabel kebenaran gerbang NOT berikut.



Pada gerbang logika NOT, simbol yang menandakan operasi gerbang logika NOT adalah tanda minus (-) diatas variabel, perhatikan gambar diatas.

Perhatikan tabel kebenaran gerbang NOT. Cara cepat untuk mengingat tabelnya adalah dengan mengingat pernyataan berikut. "Gerbang NOT akan menghasilkan output (keluaran) logika 1 bila variabel input (masukan) bernilai logika 0" sebalikanya "Gerbang NOT akan menghasilkan keluaran logika 0 bila input (masukan) bernilai logika 1"

  • Decoder (IC 7447)

    IC BCD 7447 merupakan IC yang bertujuan mengubah data BCD (Binary Coded Decimal) menjadi suatu data keluaran untuk seven segment. IC 7447 yang bekerja pada tegangan 5V ini khusus untuk menyalakan seven segment dengan konfigurasi common anode. Sedangkan untuk menyalakan tampilan seven segment yang bekerja pada konfigurasi common cathode menggunakan IC BCD 7448. 

    IC ini sangat membantu untuk meringkas masukan seven segmen dengan jumlah 7 pin, sedangkan jika menggunakan BCD cukup dengan 4 bit masukan. IC BCD bisa juga disebut dengan driver seven segment. Berikut konfigurasi Pin IC 7447.

Konfigurasi Pin Decoder:

a. Pin Input IC BCD, memiliki fungsi sebagai masukan IC BCD yang terdiri dari 4 Pin, nama     pin masukan BCD dilangkan dengan huruf kapital yaitu A, B, C  dan D. Pin input berkeja    dengan logika High=1.

b. Pin Ouput IC BCD, memiliki fungsi untuk mengaktifkan seven segmen sesuai data yang    diolah dari pin input. Pin output berjumlah 7 pin yang namanya dilambangkan dengan    aljabar huruf kecil yaitu, b, c, d, e, f dan g. Pin Output bekerja dengan logika low=0. Karena itulah IC 7447 digunakan untuk seven segment common anode.

c. Pin LT (Lamp Test) memiliki fungsi untuk mengaktifkan semua output menjadi aktif low,        sehingga semua led pada seven segmen menyala dan menampilkan angka 8. Pin LT akan aktif jika diberi logika low. Pin ini juga digunakan untuk mengetes kondisi LED pada seven segment.

d. Pin RBI (Ripple Blanking Input) memiliki fungsi untuk menahan data input (disable input), pin RBI akan aktif jika diberi logika low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.

e. Pin RBO (Ripple blanking Output) memiliki fungsi untuk menahan data output (disable output), pin RBO ini akan aktif jika diberikan logika Low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.

Pada aplikasi IC dekoder 7447, ketiga pin (LT, RBI dan RBO) harus diberi logika HIGH=1 agar tidak aktif. Baik IC 7447 atau 7448 pada bagian output perlu dipasang resistor untuk membatasi arus yang keluar sehingga led pada seven segment bekerja secara optimal. Berikut ini rangkaian IC dekoder 7448 untuk konfigurasi seven segment common cathode.

  • Encoder 74147


    IC 74147 adalah IC encoder digital yang mengkodekan 9 jalur input menjadi 4 jalur output. Ini juga dikenal sebagai encoder prioritas Desimal ke BCD. Istilah encoder prioritas digunakan karena menyediakan pengkodean untuk jalur data urutan tertinggi sebagai prioritas pertama. Itu dibuat menggunakan teknologi Transistor-Transistor Logic (TTL). Ini adalah IC encoder 10 hingga 4. Pada artikel ini, kita akan melihat Diagram Pin IC 74147, Diagram Sirkuit Internal IC 74147, dan tabel Truth atau tabel fungsi IC 74147.

Here, you can see the truth table of IC 74147




  • 7 Segment Anoda   

    Seven segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment.

    Supaya memudahkan penggunaannnya biasanya memakai sebuah sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan. Bentuk tampilan modern disusun sebagai metode 7 bagian atau dot matriks. Jenis tersebut sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh batang led yang dilapis membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf yang dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai bagian-bagian tersebut.

    Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder tersebut terbentuk  dari pintu-pintu akal yang masukannya berbetuk digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan tampilan 7 segmen.

Tabel Pengaktifan Seven Segment Display


  • Light Emitting Code (LED)
  Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

    Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya.  Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.

Simbol dan Bentuk LED (Light Emitting Diode)Bentuk dan Simbol LED (Light Emitting Diode)


Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)

Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

Cara kerja LED (Light Emitting Diode)

LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.

  • Logic State



    Gerbang logika atau logic State adalah suatu entitas dalam elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori Aljabar Boolean.

    Status logika Pengertian logis, benar atau salah, dari sinyal biner yang diberikan. Sinyal biner adalah sinyal digital yang hanya memiliki dua nilai yang valid. Dalam istilah fisik, pengertian logis dari sinyal biner ditentukan oleh level tegangan atau nilai arus sinyal, dan ini pada gilirannya ditentukan oleh teknologi perangkat. Dalam sirkuit TTL, misalnya, keadaan sebenarnya diwakili oleh logika 1, kira-kira sama dengan +5 volt pada garis sinyal; logika 0 kira-kira 0 volt. Tingkat tegangan antara 0 dan +5 volt dianggap tidak ditentukan.

  • Motor DC

    

    Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)dan Brushes (kuas/sikat arang).

    Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti



Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.

  • Voltmeter
Volt meter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika.


  • Ground
Ground Berfungsi sebagai untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus pada rangkaian

  • Baterai

Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable). Baterai simbol seperti gambar di bawah ini:

Gambar Simbol Baterai

  • Power Supply
    Power supply atau pencatu daya adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi memberikan tegangan dan arus listrik pada komponen-komponen lainnya. Pada dasarnya power supply membutuhkan sumber listrik yang kemudian diubah menjadi sumber daya yang dibutuhkan oleh berbagai perangkat elektronik lainnya. Arus listrik yang disalurkan oleh power supply ini adalah jenis arus bolak-balik (AC). Namun karena kelebihan dari power supply ini, maka alat ini juga dapat mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Power supply memiliki simbol sebagai berikut :
Gambar simbol power supply
  • Sensor Sentuh (TOUCH SENSOR)
(Gambar 17. Touch sensor)
    Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.
    

JENIS-JENIS SENSOR SENTUH

Berdasarkan fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu Sensor Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive Sensor bekerja dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya.

Pengertian SENSOR SENTUH dan jenis-jenisnya (KAPASITIF DAN RESISTIF)
(Gambar 18. jenis touch sensor)

Sensor Kapasitif

    Sensor sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat ini, hal ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah digunakan serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif. Ponsel-ponsel pintar saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan respon yang lebih akurat.

    Berbeda dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya. Layar sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium Tin Oxide atau disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus yang memiliki sifat konduktif.

    Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh tersebut.

Sensor Resistif

    Tidak seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak tergantung pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor Resistif bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya. Karena tidak perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini dapat beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam sarung tangan.

    Sensor sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film umumnya dilapisi oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan juga transparan (bening).

    Cara kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film lapisan atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan aliran listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan signal ke prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.

        Dalam keadaan IDLE output yang dihasilkan adalah LOW (konsumsi daya sangat kecil) sedangkan saat ada jari yang menyentuh modul ini output yang dihasilkan adalah HIGH. Jika tidak ada aktifitas lebih dari 12 detik maka modul otomatis akan kembali ke mode IDLE (hemat daya).

        Modul dapat dipasang di belakang permukaan plastik, kaca dan bahan non-logam lainnya untuk menutupi permukaan sensor. Selain itu, jika kita dapat mengatur posisi yang tepat untuk sentuhan, kita juga dapat menyembunyikannya di dalam dinding, meja dan bagian tombol tersembunyi lainnya.
Ketika jari menyentuh bagian sensor, modul menghasilkan sinyal high.
a. Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V): 8mA
b. Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V): 4mA
c. Waktu respon (low power mode): max 220ms
1. Dalam keadaan normal, modul menghasilkan sinyal low (hemat daya).
d. Waktu respon (touch mode): max 60ms Cara kerja:
4. Dilengkapi 4 lobang baut untuk memudahkan pemasangan
3. Jika tidak disentuh lagi selama 12 detik kembali ke mode hemat energi.
Kelebihan: - Konsumsi daya yang rendah
- Dapat menggantikan fungsi saklar tradisional
- Bisa menerima tegangan dari 2 ~ 5.5V D
Rumus Tegangan sentuh maksimal  

𝐸𝑆 = 𝐼𝑘( 𝑅𝑘 + 1.5 𝜌𝑠)

Ket:    𝐼𝑘 = Arus fibrilasi
          𝑅𝑘 = Nilai tahanan pada badan manusia 
          𝜌𝑠 = Tahanan Jenis tanah
    Sensor Infra Merah

    Sensor PIR
    T = (log (R10 / R100))/log(100 / 10) = log(R10 / R100)

    Sensor Hujan


    Sensor Magnetic Reed Switch



    Sensor Flex




    Sensor Bunyi 


D. Percobaan [Daftar Isi]


Langkah-Langkah Percobaan:
1. Buka software Proteus
2. Pilih ‘Run as Administrator’
3. Buka rangkaian
4. Periksa setiap library pada sensor dengan cara klik kanan pada mouse dan pilih ‘Edit Properties’. Jika library belum dimasukkan, pengguna dapat memasukkan secara manual dengan mencari file bertipe .HEX sesuai nama sensornya dan pilih OK.
5. Jalankan rangkaian dengan memilih tombol segitga atau ‘Play’ di sudut kiri bawah

Rancangan mesin panen padi ini merupakan kombinasi dari mesin perontok padi dan pengering padi. Keseluruhan sistem menggunakan 5 sensor, di antaranya:
- Sensor infra merah yang diletakkan pada bagian awal shaker dekat lubang masuk berfungsi untuk mendeteksi masuknya tanaman padi dalam mesin perontok padi
- Sensor getaran yang diletakkan pada bagian dalam dekat shaker untuk mendeteksi apabila adanya getaran sangat kencang tanda kerusakan mesin
- Sensor kelembaban yang diletakkan pada  bagian awal shaker dekat lubang masuk berfungsi untuk mendeteksi kelembaban tanaman padi dalam mesin perontok padi 
- Sensor suara yang diletakkan di dinding luar mesin untuk mendeteksi suara dari buzzer agar dapat mengaktifkan mesin pengering
- Sensor sentuh yang diletakkan di dinding luar mesin, di mana jika ditekan akan memulai proses pengeringan

Proses dimulai dari sisi mesin perontok padi dan seluruh indikator logika bisa dilihat pada rangkaian. Ketiga sensor yakni infra merah, getaran, dan kelembaban digabungkan inputnya dalam gerbang AND dengan tujuan agar jika seluruh logika 1 maka mengeluarkan output 1 sehingga dapat menggerakan motor DC. Jika salah satunya tidak aktif, misal terdeteksi kerusakan mesin, tanaman padi yang terlalu lembab, atau tidak ada tanaman padi yang masuk, maka sesuai dengan kaidah gerbang AND yakni pengalian, salah satu logika 0 maka outputnya akan tetap 0.
Dapat dilihat juga bahwa sensor infra merah dan getaran bersifat hanya bilangan bulat 1 dan 0 sehingga tegangan tidak perlu diperkuat, namun untuk sensor kelembaban karena memiliki jenis sinyal input analog yang biasanya tegangan kecil, maka diperlukan amplfier sebanyak dua kali untuk menaikkan tegangan dan mengaktifkan transistor yakni sama dengan atau lebih dari 0,7 Volt. Setelah tegangan cukup, relay bergerak dan motor DC bergerak sehingga hasil perontokan padi dibawa oleh moving walkaway ke bagian tempat penampungan di pengering. Sistem ini dikatakan mesin semi-otomatis karena dekat motor terdapat switch yang berguna agar proses pengeringan tidak langsung menyala ketika tanaman padi dalam skala kecil telah masuk ke tempat penampungan. Para petani bisa melihat kapasitas apakah telah penuh atau belum sehingga meminimalisir konsumsi daya berlebih.

Ketika petani merasa kapasitas di tempat pengering telah cukup, maka jika switch di buat close loop, buzzer berbunyi dan terdeteksi oleh sensor bunyi di bagian mesin pengering dan proses pengeringan dimulai. Proses pengeringan biasanya bergantung pada jumlah atau kapasitas padi, misal 3 atau 5 jam. Oleh karena itu kami menyediakan sensor sentuh, agar petani dapat mengatur lamanya pengeringan. Ketika sensor sentuh ditekan, sensor sentuh berlogika satu berbarengan dengan logika satu dari sensor bunyi melewati mux-demux dan gerbang XOR sehingga mengeluarkan output 0 dan mesin pengering berhenti.


E. Unduh Data Blog [Daftar Isi]
Tautan untuk mengunduh dapat dilihat pada bawah ini dengan cara menekan tulisan berwarna biru:
Utama
Berkas HTML dapat diunduh di sini
Berkas rangkaian dapat diunduh di sini
Berkas video dapat diunduh di sini

Datasheet
Berkas datasheet dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Proteus Design Suite dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Power Supply dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Ground dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Voltmeter dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Logic State dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Logic Probe dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Battery dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Switch dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Button dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Buzzer dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Speaker dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Gerbang NOT dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Gerbang OR dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Gerbang AND dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Gerbang XOR dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Motor DC dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Potensiometer dapat diunduh di sini
Berkas datasheet LED dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Kapasitor Terpolarisasi (Polarized Capacitordapat diunduh di sini
Berkas datasheet D Flip Flop 4013 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Operational Amplifier 1458 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Operational Amplifier LM258 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Resistor ERA-3YEB102V dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Relay NTE-R22-5 dapat diunduh di sini 
Berkas datasheet Transistor BC547 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Dioda 10A01 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Encoder IC 74LS147 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Decoder IC 7447 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Multiplexer dan Demultiplexer IC 4052 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet 4-Bit Full Adder 7483 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet MOSFET IRF540 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Seven Segment Common Anode dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Seven Segment Common Cathode dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Sensor Infra Merah (Infra Red Obstacle Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Sensor Kelembaban (Humidity Sensor) HIH-503 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Sensor Sentuh (Touch Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Sensor Getaran (Vibration Sensor) SW-420 dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Sensor Bunyi (Sound Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Sensor Hujan (Rain Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Sensor LDR (LDR Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Sensor Lengkung (Flex Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas datasheet Sensor Magnet (Magnetic Reed Sensor) dapat diunduh di sini

Library
Berkas library Sensor Infra Merah (Infra Red Obstacle Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas library Sensor Sentuh (Capacitive Touch Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas library Sensor Bunyi (Sound Sensor) SW-420 dapat diunduh di sini
Berkas library Sensor Getaran (Vibration Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas library Sensor Hujan (Rain Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas library Sensor Lengkung (Flex Sensor) dapat diunduh di sini
Berkas library Sensor Magnet (Magnetic Reed Sensor) dapat diunduh di sini